Cari Blog Ini

Sabtu, 26 Februari 2011

Askep Gastroenteritis

A. Defenisi
Gastroentritis adalah suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal/tidak seperti biasanya, ditandai dengan peningkatan volume, keenceran serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih dari empat kali sehari dengan atau tanpa lender darah. (Hidayat A. A, 2006)

Diare adalah kondisi dimana frekuensi BAB yang abnormal lebih dari 3x sehari serta ditandai perubahan isi lebih dari 200g/hari dan konsistensi feses cair. (Brunner & Suddart, 2002)

B. Etiologi
Diare disebabkan oleh :
1. Faktor infeksi : infeksi yang dapat disebabkan oleh virus, bakteri dan parasit yang pathogen
2. Faktor melabsorbsi : melabsorbsi karbohidrat, melabsorbsi lemak, melabsorbsi protein.
3. Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
4. Faktor psikologis : Rasa takut & cemas (jarang, tapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar)

C. Tanda dan Gejala
Mula-mula pasien cemas, gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul gejala diare. Tinja cair, gejala mntah mulaimuncul karena lambung turut meradang. Bila pasien telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, gejala dehidrasi mulai timbul, yaitu turgor kulit jelek, BB turun, mukosa tampak kering, dan mata cekung.



D. Anatomi Sistem Pencernaan








E. Patoflow






























F. Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik
a. Pemeriksaan Labolatorium
- Pemeriksaan Feses
- Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah
- Pemeriksaan kadar ureum dan creatininn untuk mengetahui fungsi ginjal.
b. Pemeriksaan elektrolit instubasi duodenum, untuk mengetahui jasad renik atau parasit, terutama dilakukan pada klien diare kronik.

G. Penatalaksanaan Pengobatan
Dasar pengobatan pasien diare :
1. Pemberian cairan : jenis cairan, cara pemberian cairan, dan jumlah cairan.
2. Dietetik (cara pemberian makan)
3. Obat-obatan, misalnya obat anti sekresi dan obat antibiotik.

H. Diagnosa Keperawatan
DP 1 : Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan BAB cair yang berlebihan.
Tujuan : Turgor kulit membaik
BB kembali normal
Frekuensi BAB normal
Tanda-tanda Vital kembali normal
Jumlah cairan yang masuk dan keluar seimbang
Intervensi :
a. Lakukan rehidrasi pada pasien, tindakan rehidrasi dilakukan berdasarkan tingkat derajat dehidrasi.
b. Observasi terhadap jumlah cairan yang masuk dan keluar
c. Kaji turgor kulit
d. Timbang BB tiap hari
e. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian pengobatan
Rasionalisasi :
a. Rehidrasi bertujuan untuk mengembalikan cairan yang hilang sehingga adanya keseimbangan pengeluaran dan pemasukan cairan
b. Membantu dalam menegakkan intervensi yang tepat
c. Mengetahui apakan turgor membaik
d. Mengetahui adanya penurunan/peningkatan BB
e. Kombinasi pengobatan dalam mengatasi diare dan mencegah dehidrasi lebih lanjut.
DP 2 : Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan muntah
Tujuan : Perubahan BB selama nutrisi kurang 20% atau lebih
Stasus gizi membaik
Asupan yang cukup
Tanda vital dalam batas normal
Intervensi :
a. Berikan nutrisi (makanan) setelah dehidrasi teratasi yang mengandung cukup kalori, protein, mineral, dan vitamin
b. Pada bayi pertahankan pemberian ASI atau lakukan pemberian penggantian ASI (bagi yang tidak minum ASI)
c. Beri makanan sedikit tapi sering
d. Lakukan monitoring & pengukuran status gizi atau tanda perubahan nutrisi seperti BB, turgor kulit & jumlah asupan
Rasionalisasi :
a. Untuk memperbaiki status gizi
b. Untuk memperbaiki status gizi pasien dan upaya rehidrasi
c. Mengurangi kerja usus, dan menghindari kebosanan makan
d. Membantu dalam menentukan status gizi dan menentukan intervensi yang tepat dalam mengatasi kekurangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.


DP 3 : Gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan frekuensi defekasi
Tujuan : Tidak di temukan kemerahan (lecet), hidrasi baik dan tidak lembab
Intervensi :
a. Pada bayi lakukan penggantian popok dengan sering dan mengkajinya setiap saat setelah BAB & BAK
b. Berikan salep pelumas / bedak pada daerah rektum dan perineum
c. Ajarkan keluarga untuk menjaga kebersihan pada daerah rectum & perineum
Rasionalisasi :
a. Mencegah terjadinya lecet atau iritasi pada kulit
b. Menjaga kekeringan kulit & mengatasi iritasi pada kulit
c. Menambah pengetahuan keluarga sehingga keluarga dapat melakukan secara mandiri untuk mengatasi gangguan integritas kulit

1 komentar: