Cari Blog Ini

Sabtu, 26 Februari 2011

LP Kateterisasi

KATETERISASI

1. Definisi
Kateterisasi urine adalah tindakan memasukan selang kateter ke dalam kandung kemih melalui uretra dengan tujuan mengeluarkan urine. Kateterisasi dapat menyebabkan hal - hal yang mengganggu kesehatan sehingga hanya dilakukan bila benar - benar diperlukan serta harus dilakukan dengan hati – hati ( Brockop dan Marrie, 1999 ).

2. Tujuan Pemasangan Kateter
a. Menghilangkan distensi kandung kemih
b. Mendapatkan spesimen urine
c. Sebelum operasi
d. Mengkaji jumlah residu urine, jika kandung kemih tidak mampu sepenuhnya dikosongkan

3. Indikasi dan Kontra Indikasi Pemasangan Kateter
Indikasi
Tindakan kateterisasi untuk tujuan diagnosis, misalnya ;
a. Memperoleh contoh urin pada wanita guna pemeriksaan kultur urin.
b. Mengukur residual urin pada pembesaran prostate
c. Memasukkan bahan kontras pemeriksaan seperti pada sistogram
d. Mengukur tekanan tekanan buli-buli seperti pada sindrom kompartemen abdomen
e. Mengetahui perbaikan atau perburukan pada trauma ginjal dari urin yang bertambah merah atau jernih yang keluar dari kateter
Tindakan kateterisasi untuk tujuan terapi, antara lain :
a. Mengeluarkan urin pada retensio urin
b. Membilas / irigasi buli-buli setelah operasi batu buli-buli, tumor buli atau prostate
c. Sebagai splint setelah operasi uretra seperti pada hipospadia
d. Untuk memasukkan obat ke buli-buli, misalnya pada carcinoma buli-buli
Kontra Indikasi : Ruptur urethra

4. Jenis-jenis Pemasangan Kateter
Menurut ( Brockop dan Marrie, 1999 ) Jenis – jenis pemasangan kateter urine terdiri dari :
a) Indewelling catheteter yang biasa disebut juga dengan retensi kateter / folley cateter – indewelling catheter dibuat sedemikian rupa sehingga tidak mudah lepas dari kandung kemih.
b) Intermitten catheter yang digunakan untuk jangka waktu yang pendek ( 5-10 menit ) dan klien dapat diajarkan untuk memasang dan melepas sendiri.
c) Prapubik catheter kadang - kadang digunakan untuk pemakaian secara permanent. Cara memasukan kateter dengan jenis ini dengan membuat sayatan kecil diatas suprapubik

5. Anatomi dan Fisiologi Sistem Perkemihan


a. Ginjal (Ren)
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke-3. Bentuk ginjal seperti biji kacang. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri, karena adanya lobus hepatis dexter yang besar.
Berat ginjal : Pria (150-170 gr) Panjang ginjal : 6-7 cm
Wanita (115-150 gr) Tebal ginjal : 1,5-2,5 cm
Fungsi ginjal :
a) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun,
b) mempertahankan suasana keseimbangan cairan,
c) mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh,
d) mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak.

Hormon-hormon yang dihasilkan oleh ginjal :
1. Eritropoietin (EPO) yang membantu merangsang sumsum tulang membuat sel-sel darah merah
2. Renin yang membantu mengatur tekanan darah
3. Kalsitriol yaitu bentuk aktif vitamin D yang membantu proses penyerapan kalsium dan menjaga keseimbangan kimia dalam tubuh.

b. Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke vesika urinaria. Panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi terletak pada rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari:
a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
b. Lapisan tengah lapisan otot polos
c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltic yang mendorong urin masuk ke dalam kandung kemih.
c. Vesika Urinaria
Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk seperti buah pir (kendi). letaknya d belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet.
Dinding kandung kemih terdiri dari:
1. Lapisan sebelah luar (peritoneum).
2. Tunika muskularis (lapisan berotot).
3. Tunika submukosa.
4. Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).
d. Uretra
Panjang uretra wanita : 4-5 cm, laki-laki : 16-20 cm.
Dinding uretra terdiri dari 3 lapisan :
a) Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan otot polos dari Vesika urinaria. Mengandung jaringan elastis dan otot polos. Sphincter urethra menjaga agar urethra tetap tertutup.
b) Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung pembuluh darah dan saraf.
c) Lapisan mukosa.
Fisiologi Sistem Perkemihan
Cairan masuk ke dalam tubuh dan diproses oleh ginjal melalui 3 proses yaitu filtrasi, reabsorbsi, dan sekresi. Cairan masuk ke vesika urinaria melalui ureter. Setelah penuh akan menekan dinding vesika urinaria dan merangsang saraf sensorik. Saraf sensorik akan merangsang medulla spinalis, medulla spinalis akan merangsang pusat berkemih yang ada di korteks serebri kemudian medulla spinalis akan mengimpuls otak untuk memerintahkan spingter internal untuk membuka kemudian cairan akan masuk dan menekan dinding spingter eksternal. Spingter eksternal akan membuka dan urin akan keluar.

6. Prosedur Pemasangan Kateter
Persiapan Alat :

1) Bak instrumen berisi :
Poly kateter sesuai ukuran 1 buah
Urine bag steril 1 buah
Pinset anatomi 2 buah
Duk steril
Kassa steril yang diberi jelly
2. Sarung tangan steril
3. Kapas sublimat dalam kom tertutup
4. Perlak dan pengalasnya 1 buah
5. Sampiran
6. Cairan aquades atau Nacl
7. Plester
8. Gunting perban
9. Bengkok 1 buah
10. Korentang pada tempatnya




Prosedur Pemasangan Kateter

Posisi pemasangan kateter pria Posisi pemasangan kateter wanita

Pemasangan kateter pada pria
a) Pasien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan, kemudian alat-alat didekatkan ke pasien
b) Pasang sampiran
c) Cuci tangan
d) Pasang pengalas/perlak dibawah bokong klien
e) Pakaian bagian bawah klien dikeataskan/dilepas, dengan posisi klien terlentang. Kaki sedikit dibuka. Bengkok diletakkan didekat bokong klien
f) Buka bak instrumen, pakai sarung tangan steril, pasang duk steril, lalu bersihkan alat genitalia dengan kapas sublimat dengan menggunakan pinset.
g) Bersihkan genitalia dengan cara : Penis dipegang dengan tangan non dominan penis dibersihkan dengan menggunakan kapas sublimat oleh tangan dominan dengan gerakan memutar dari meatus keluar. Tindakan bisa dilakukan beberapa kali hingga bersih. Letakkan pinset dalam bengkok
h) Ambil kateter kemudian olesi dengan jelly. Masukkan kateter kedalam uretra kira-kira 10 cm secara perlahan-lahan dengan menggunakan pinset sampai urine keluar. Masukkan Cairan Nacl/aquades 20-30 cc atau sesuai ukuran yang tertulis. Tarik sedikit kateter. Apabila pada saat ditarik kateter terasa tertahan berarti kateter sudah masuk pada kandung kemih
i) Lepaskan duk, sambungkan kateter dengan urine bag. Lalu ikat disisi tempat tidur
j) Fiksasi kateter
k) Lepaskan sarung tangan
l) Pasien dirapihkan kembali
m) Alat dirapihkan kembali
n) Mencuci tangan
o) Dokumentasi

Pemasangan kateter pada wanita
a) Pasien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan, kemudian alat-alat didekatkan ke pasien
b) Pasang sampiran
c) Cuci tangan
d) Pasang pengalas/perlak dibawah bokong klien
e) Pakaian bagian bawah klien dikeataskan/dilepas, dengan posisi klien terlentang. Kaki sedikit dibuka. Bengkok diletakkan didekat bokong klien
f) Buka bak instrumen, pakai sarung tangan steril, pasang duk steril, lalu bersihkan alat genitalia dengan kapas sublimat dengan menggunakan pinset.
g) Bersihkan genitalia dengan cara : dengan tangan nondominan perawat membuka vulva kemudian tangan kanan memegang pinset dan mengambil satu buah kapas sublimat. Selanjutnya bersihkan labia mayora dari atas kebawah dimulai dari sebelah kiri lalu kanan, kapas dibuang dalam bengkok, kemudian bersihkan labia minora, klitoris, dan anus. Letakkan pinset pada bengkok.
h) Tindakan bisa dilakukan beberapa kali hingga bersih. Letakkan pinset dalam bengkok
i) Ambil kateter kemudian olesi dengan jelly. Masukkan kateter kedalam uretra kira-kira 10 cm secara perlahan-lahan dengan menggunakan pinset sampai urine keluar. Masukkan Cairan Nacl/aquades 20-30 cc atau sesuai ukuran yang tertulis. Tarik sedikit kateter. Apabila pada saat ditarik kateter terasa tertahan berarti kateter sudah masuk pada kandung kemih
j) Lepaskan duk, sambungkan kateter dengan urine bag. Lalu ikat disisi tempat tidur
k) Fiksasi kateter
l) Lepaskan sarung tangan
m) Pasien dirapihkan kembali
n) Alat dirapihkan kembali
o) Mencuci tangan
p) Dokumentasi











Referensi
Pearce, Evelyn C. 2006. Anatomi dan fisiologi untuk paramedsc. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
http://bedahumum.wordpress.com/2008/10/10/kateterisasi/
http://www.fkunissula.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=7:katerisasi&catid=1:latest-news

1 komentar: