Cari Blog Ini

Sabtu, 26 Februari 2011

Askep Thypoid Fever

A. Defenisi
Typhoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi salmonella Thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi oleh fases dan urine dari orang yang terinfeksi kuman salmonella. ( Bruner and Sudart, 1994 ).
Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella thypi dan salmonella para thypi A,B,C. sinonim dari penyakit ini adalah Typhoid dan paratyphoid abdominalis. (Syaifullah Noer, 1996).
Typhoid adalah suatu penyakit pada usus yang menimbulkan gejala-gejala sistemik yang disebabkan oleh salmonella typhosa, salmonella type A.B.C. penularan terjadi secara pecal, oral melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi (Mansoer Orief.M. 1999).

B. Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
1. Mulut
Mulut adalah rongga lonjong pada permulaan saluran pencernaan. Mulut terdiri dari gigi yang fungsinya mengunyah makanan, lidah yang berfungsi untuk menggerakkan makanan, dan kelenjar saliva yang berfungsi mengubah makanan menjadi bolus.
2. Faring
Faring merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan (esofagus). Terdapat tonsil (amandel) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi.
3. Esofagus
Esofagus adalah sebuah tabung berotot yang panjangnya 20-25 cm dimulai dari faring sampai pintu masuk kardiak lambung. Fungsinya hanya untuk melewatkan makanan.
4. Lambung
Lambung terdiri dari kardiak, fundus, body, antrum, dan spingter pilori. Fungsinya sebagai tempat penyimpanan makanan, mengaduk, memecah, dan mendorong makanan ke usus halus.
5. Usus Halus
Usus halus terdiri dari Duodenum, Jejenum, dan Ileum. Fungsi usus halus adalah sebagai tempat absorbsi elektrolit, mineral, kalium, kalsium, magnesium, besi, dan HCO3. Usus halus juga sebagai tempat mengabsorbsi nutrisi berupa karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin.
6. Usus Besar (Kolon)
Usus besar terdiri dari caecum, asendends, transversum, desendends, dan sigmoid. Fungsinya adalah menyerap air dan elektrolit 80-90% dari makanan dan mengubah dari cairan menjadi massa.
7. Rektum dan Anus
Anus adalah saluran cerna yang menghubungkan rektum dengan dunia luar.Anus terdiri dari 3 spingter :
- Spingter Ani Internus
- Spingter Levator Ani
- Spingter Ani Eksternus

Organ-organ yang terletak diluar saluran cerna :
a) Hati, Fungsinya : Sekresi empedu; mempertahankan hemostatik gula darah; menyimpan glikogen, lemak Vit. ADEK dan zat besi yang disimpan sebagai feritin; mengubah zat buangan dan bahan racun untuk disekresi dalam empedu dan urin.
b) Empedu, Fungsinya sebagai persediaan getah empedu dan membuat getah empedu menjadi kental.
c) Pankreas, Fungsi eksokrin ; membentuk getah pankreas. Fungsi endokrin ; mensekresi insulin dan glukagon.

Fisiologi sistem pencernaan
Makanan masuk ke dalam mulut, diproses oleh gigi, lidah, dan kelenjar saliva. Setelah itu makanan masuk ke faring lalu lewat melalui esofagus menuju lambung. Di lambung makanan disimpan dan diproses sementara dan didorong ke usus halus menuju ke hati melalui pembuluh kapiler darah di vili, dan vena portal. Sisa-sisa makanan yang tidak dapat diserap oleh hati akan didorong ke usus besar. Sisa makanan akan diserap kembali berupa air dan elektrolit dan akan diubah menjadi massa. Kemudian sisa makanan akan dikeluarkan melalui rektum dan anus melalui proses defekasi.

C. Etiologi
Etiologi typhoid adalah salmonella typhi. Salmonella para typhi A. B dan C. ada dua sumber penularan salmonella typhi yaitu pasien dengan demam typhoid dan pasien dengan carier. Carier adalah orang yang sembuh dari demam typhoid dan masih terus mengekresi salmonella typhi dalam tinja dan air kemih selama lebih dari 1 tahun.

D. Tanda dan Gejala
Masa tunas typhoid 10 - 14 hari
Minggu I. Pada umumnya demam berangsur naik, terutama sore hari dan malam hari. Dengan keluhan dan gejala demam, nyeri otot, nyeri kepala, anorexia dan mual, batuk, epitaksis, obstipasi / diare, perasaan tidak enak di perut.
Minggu II, Pada minggu II gejala sudah jelas dapat berupa demam, bradikardi, lidah yang khas (putih, kotor, pinggirnya hiperemi), hepatomegali, meteorismus, penurunan kesadaran.
E. Patofisiologi
Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal dengan 5 F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan / kuku), Fomitus (muntah), Fly (lalat), dan melalui feses. Feses dan muntah pada penderita typhoid dapat menularkan kuman salmonella thypi kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dimakan oleh orang yang sehat. Apabila orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang tercemar kuman salmonella thypi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut. Kemudian kuman masuk ke dalam lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Di dalam jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelial. Sel-sel retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman ke dalam sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia, kuman selanjutnya masuk limpa, usus halus dan kandung empedu.
F. Pemeriksaan Diagnostik dan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium :
1. Uji_Widal
Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi (aglutinin). Aglutinin yang spesifik terhadap salmonella thypi terdapat dalam serum klien dengan typhoid juga terdapat pada orang yang pernah divaksinasikan. Antigen yang digunakan pada uji widal adalah suspensi salmonella yang sudah dimatikan dan diolah di laboratorium. Tujuan dari uji widal ini adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum klien yang disangka menderita typhoid. Akibat infeksi oleh salmonella thypi, klien membuat antibodi atau aglutinin yaitu :
o Aglutinin O, yang dibuat karena rangsangan antigen O (berasal dari tubuh kuman).
o Aglutinin H, yang dibuat karena rangsangan antigen H (berasal dari flagel kuman).
o Aglutinin Vi, yang dibuat karena rangsangan antigen Vi (berasal dari simpai kuman).
Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin O dan H yang ditentukan titernya untuk diagnosa, makin tinggi titernya makin besar klien menderita typhoid.
2. Pemeriksaan_SGOT_DAN_SGPT
SGOT dan SGPT pada demam typhoid seringkali meningkat tetapi dapat kembali normal setelah sembuhnya typhoid.
G. Penatalaksanaan Medis
1. Perawatan
o Pasien diistirahatkan 7 hari sampai demam turun atau 14 hari untuk mencegah komplikasi perdarahan usus.
o Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya tranfusi bila ada komplikasi perdarahan.
2. Diet
o Diet yang sesuai, cukup kalori dan tinggi protein.
o Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring.
o Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim.
o Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama 7 hari.
3. Pengobatan
o Klorampenikol
o Tiampenikol
o Kotrimoxazol
o Amoxilin dan ampicillin
H. Pengkajian Asuhan Keperawatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Mengapa pasien masuk Rumah Sakit dan apa keluahan utama pasien, sehingga dapat ditegakkan prioritas masalah keperawatan yang dapat muncul.
2. Riwayat Kesehatan Sebelumnya
Apakah sudah pernah sakit dan dirawat dengan penyakit yang sama.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Apakah ada dalam keluarga pasien yang sakit seperti pasien.
4. Riwayat Psikososial
Intrapersonal : perasaan yang dirasakan klien (cemas / sedih)
Interpersonal : hubungan dengan orang lain.
5. Pola Fungsi kesehatan
Pola nutrisi dan metabolisme : Biasanya nafsu makan klien berkurang karena terjadi gangguan pada usus halus.
Pola istirahat dan tidur : Lama sakit pasien merasa tidak dapat istirahat karena pasien merasakan sakit pada perutnya, mual, muntah, kadang diare.
6. Pemeriksaan Fisik
o Kesadaran dan keadaan umum pasien.
Kesadaran pasien perlu di kaji dari sadar - tidak sadar (composmentis - coma) untuk mengetahui berat ringannya prognosis penyakit pasien.
o Tanda - tanda vital dan pemeriksaan fisik Kepala – kaki
TD, Nadi, Respirasi, Temperatur yang merupakan tolak ukur dari keadaan umum pasien / kondisi pasien dan termasuk pemeriksaan dari kepala sampai kaki dengan menggunakan prinsip-prinsip inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi), disamping itu juga penimbangan BB untuk mengetahui adanya penurunan BB karena peningakatan gangguan nutrisi yang terjadi, sehingga dapat dihitung kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan.
I. Diagnosa Keperawatan
1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi salmonella thypi.
2. Resiko tinggi pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.
3. Kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya berhubungan dengan kurang informasi

J. Intervensi dan Rasionalisasi dari Tindakan
Diagnosa Keperwatan 1. :
Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi salmonella thypi.
Tujuan : Suhu tubuh normal
Intervensi :
• Observasi suhu tubuh klien
Rasional : mengetahui perubahan suhu tubuh.
• Beri kompres dengan air hangat (air biasa) pada daerah axila, lipat paha, temporal bila terjadi panas
Rasional : melancarkan aliran darah dalam pembuluh darah.
• Anjurkan keluarga untuk memakaikan pakaian yang dapat menyerap keringat seperti katun
Rasional : menjaga kebersihan badan
• Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat anti piretik
Rasional : menurunkan panas dengan obat.
Diagnosa Keperawatan 2. :
Resiko tinggi pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.
Tujuan : Nutrisi kebutuhan tubuh terpenuhi
Intervensi :
• Kaji pola nutrisi klien
Rasional : mengetahui pola makan, kebiasaan makan, keteraturan waktu makan.
• Kaji makan yang di sukai dan tidak disukai
Rasional : meningkatkan status makanan yang disukai dan menghindari pemberian makan yang tidak disukai.
• Anjurkan tirah baring / pembatasan aktivitas selama fase akut
Rasional : penghematan tenaga, mengurangi kerja tubuh.
• Timbang berat badan tiap hari
Rasional : mengetahui adanya penurunan atau kenaikan berat badan.
• Anjurkan klien makan sedikit tapi sering
Rasional : mengurangi kerja usus, menghindari kebosanan makan.
• Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet
Rasional : mengetahui makanan apa saja yang dianjurkan dan makanan yang tidak boleh dikonsumsi.
Diagnosa Keperawatan 3. :
Kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya berhubungan dengan kurang informasi
Tujuan : Pengetahuan keluarga meningkat
Intervensi :
• Kaji sejauh mana tingkat pengetahuan pasien tentang penyakitnya
Rasional : mengetahui apa yang diketahui pasien tentang penyakitnya.
• Beri pendidikan kesehatan tentang penyakit dan perawatan pasien
Rasional : supaya pasien tahu tata laksana penyakit, perawatan dan pencegahan penyakit typhoid.
• Beri kesempatan pasien dan keluaga pasien untuk bertanya bila ada yang belum dimengerti
Rasional : mengetahui sejauh mana pengetahuan pasien dan keluarga pasien setelah di beri penjelasan tantang penyakitnya.
• Beri reinforcement positif jika klien menjawab dengan tepat
Rasional : memberikan rasa percaya diri pasien dalam kesembuhan sakitnya.
K. Hasil/Kriteria Evaluasi
DP 1 : Suhu tubuh kembali normal
DP 2 : Kebutuhan nutrisi tubuh terpenuhi
DP 3 : Pengetahuan keluarga tentang penyakit meningkat


Referensi
Doenges, Marilynn E. Mary FM. Alice CG. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Pearce, Evelyn C. 2006. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
http://www.google.co.id. Rabu, 7 Juli 2010. Pukul 16.30 WIB

1 komentar: