Cari Blog Ini

Jumat, 09 Mei 2014

aku suka kamu, kamu suka dia

Cinta tak harus memiliki... ebusyeet nyesek banget. Semua berawal dari pertama kali saya masuk kerja. Terus ketemu sesama profesi juga. Bisa dibilang cinta pada pandangan pertama lah.. haha Selidik demi selidik ternyata dia ada yang punyaa. Hmm.. kecewa deh. akhirnya saya memutuskan untuk melupakan sesorang yang saya suka itu berhubung kami beda ruangan jadi saya pikir mungkin saya hanya sekedar suka. Hari hari pun berlalu ternyata itu cowok udah putus sama pacarnya tadi. Hati saya pun senang wakaka... Ternyata kecolongan lagi, dia udah punya pacar lagi.. musnah sudah harapan saya untuk dekat dengan itu cowok. Saya mencoba ikhlas seikhlas ikhlasnya sambil menguatkan hati mungkin dia bukan jodoh saya. Setelah hampir setahun saya kerja, ternyata saya dipindahkan ke ruangan yang sama dengan cowok itu. Perasaan saya campur aduk. Di satu sisi saya senang karena bisa selalu bertemu dengan cowok yang saya suka itu. Di sisi lain saya sedih karena pacarnya si cowok itu, anggaplah si W namanya juga pindah di tempat yang sama dengan saya. Huh mungkin memang sudah takdir saya melihat mereka berdua di ruangan baru saya. Saya mencoba untuk ikhlas lagi. Semakin saya mencoba untuk membuang jauh jauh perasaan saya semakin sulit karena sering bertemu. Saya selalu menguatkan hati saya. Berselang beberapa bulan ternyata itu cowok udah putus lagi sm si W tadi. Dan punya pacar baru lagi, anggaplah si R ya pacar baru cowok tadi. Hati saya semakin sakit rasanya, hampir nangis darah. Hahaa *lebay* Tapi sumpahhhh.... nyesek banget rasanya liat orang yang kita suka itu sukanya sama orang lain. Kenapa bukan aku? Ya mungkin karena aku tak sesempurna wanita yang kamu suka dan tak punya apa2 yang bisa dibanggakan. Well.. aku mencoba ikhlas kok walaupun dalam hati tersayat sayat. Semoga kamu bahagia dengan wanita yang kamu pilih..

Sabtu, 26 Februari 2011

Pendidikan Kesehatan

1. Definisi Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan merupakan komponen esensial dalam asuhan keperawatan dan diarahkan pada kegiatan meningkatkan, mempertahankan dan memulihkan status kesehatan ; mencegah penyakit dan membantu individu mengatasi efek sisa penyakit.
(Brunner & Suddarth. 2001 ; 47)
Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan dalam bidang kesehatan. Dilihat dari segi pendidikan, pendidikan kesehatan adalah suatu pedagogik praktis atau praktek pendidikan. Oleh sebab itu, konsep pendidikan kesehatan adalah konsep pendidikan yang diaplikasikan pada bidang kesehatan. Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti di dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat.
(Notoatmojo, Soekidjo, 2007 : 108)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, dimana perubahan tersebut bukan sekedar proses transfer materi / teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur, akan tetapi perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran diri dalam diri individu, kelompok atau masyarakat sendiri. (Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2007 : 8)
Pendidikan kesehatan adalah upaya menerjemahkan apa yang telah diketahui tentang kesehatan ke dalam prilaku yang diinginkan dari perorangan atau pun masyarakat melalui proses pendidikan. (Grout dalam Machfoedz & Suryan, 2008 : 6)
Pendidikan kesehatan adalah profesi mendidik masyarakat tentang kesehatan. Wilayah dalam profesi ini meliputi kesehatan lingkungan, kesehatan fisik, kesehatan social, kesehatan emosional, kesehatan intelektual dan kesehatan rohani. (http://wikipedia.org/wiki/health.education)
Jadi pendidikan kesehatan adalah suatu proses belajar dan perubahan prilaku untuk meningkatkan pengetahuan individu atau masyarakat akan kesehatannya.

2. Tujuan Pendidikan Kesehatan

Tujuan pendidikan kesehatan yaitu :
a. Agar masyarakat memiliki tanggung jawab yang lebih besar pada kesehatannya keselamatan lingkungan dan masyarakatnya.
b. Agar orang melakukan langkah-langkah dalam mencegah terjadinya penyakit menjadi lebih parah, dan mencegah keadaan ketergantungan melalui rehabilitasi cacat yang disebabkan oleh penyakit.
c. Agar orang memiliki pengertian yang lebih baik tentang eksistensi dan perubahan-perubahan system dan cara memanfaatkannya dengan efisien dan efektif.
d. Agar orang mempelajari apa yang dapat ia lakukan sendiri dan bagaimana caranya, tanpa selalu meminta pertolongan kepada system pelayanan kesehatan yang formal.
(Wong dalam Mubarak, Wahit Iqbal dkk. 2007 : 9)

3. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan

Dari dimensi sasarannya, pendidikan kesehatan dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
a. Penkes individual dengan sasaran individu.
b. Penkes kelompok dengan sasaran kelompok.
c. Penkes masyarakat dengan sasaran masyarakat luas.
Dari dimensi pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat berlangsung dibeberapa tempat :
a. Penkes sekolah, dilakukan disekolah dengan sasaran murid.
b. Penkes dirumah sakit, dilakukan dirumah sakit atau di puskesmas dengan sasaran pasien maupun keluarga pasien.
c. Penkes di tempat-tempat kerja dengan sasaran buruh / karyawan yang bersangkutan.
Dari dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima pencegahan, yaitu :
a. Promosi kesehatan (Health Promotion)
Contohnya : Memberikan pendidikan kesehatan tentang penigkatan gizi, kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi lingkungan, dll.
b. Perlindungan Kesehatan (Specifik Protection)
Contohnya : Program imunisasi
c. Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera (Early diagnosis & Prampt Treatment)
Karena rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan penyakit, maka sulit mendeteksi penyakit-penyakit yang terjadi dalam masyarakat. Dalam hal ini pendidikan kesehatan sangat diperlukan agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak.
d. Pembatasan Cacat (Disability Limitation)
Karena miskinnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan penyakit, kebanyakan mereka tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan sehingga dapat mengakibatkan orang yang bersangkutan menjadi cacat / ketidakmampuan.
e. Rehabilitasi (Rehabilitation)
Setelah sembuh dari penyakit tertentu, kadang-kadang orang menjadi cacat. Untuk memulihkan kecacatan tersebut diperlukan latihan tertentu. Karena kurangnya pengetahuan, mereka segan bahkan tidak melukan latihan tersebut. Pada tahap ini, pendidikan kesehatan sangat diperlukan.
(Notoatmojo, Soekidjo. 2007 : 10)

4. Prinsip-Prinsip Pendidikan Kesehatan

Prinsip-prinsip pendidikan kesehatan adalah :
a. Belajar mengajar berfokus pada klien, pendidikan klien adalah hubungan klien yang berfokus pada kebutuhan klien yang spesifik.
b. Belajar mengajar bersifat menyeluruh (holistic), dalam memberikan pendidikan kesehatan harus dipertimbangkan klien secara kesehatan, tidak hanya berfokus pada muatan spesifik saja.
c. Belajar mengajar negosiasi, pentingnya kesehatan dank klien bersama-sama menetukan apa yang telah diketahui dan apa yang penting untuk diketahui.
d. Belajar mengajar yang interaktif adalah suatu proses yang dinamis dan interaktif yang melibatkan partisipasi dari petugas kesehatan dank lien.
e. Pertimbangan umum dalam pendidikan kesehatan untuk menumbuh kembangkan seluruh kemampuan dan prilaku manusia melalui pengajaran sehingga perlu dipertimbangkan umur klien dengan proses belajar mengajar.
(Mubarak, Wahit Iqbal. 2007 : 24)

5. Proses Pendidikan Kesehatan

Prinsip pokok pendidikan kesehatan adalah proses belajar. Di dalam kegiatan belajar terdapat tiga permasalahan pokok yaitu :
a. Permasalahan Masukan (Input)
Dalam hal ini adalah subjek belajar (siswa) atau individu, kelompok, keluarga dan masyarakat.
b. Proses
Terjadi melalui proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik apabila ditunjang :
 Materi kurikulum yang tepat.
 Sumber daya (dana dan fasilitas pendukung lain baik perangkat lunak / perangkat keras).
 Lingkungan belajar yang kondusif.
 SDM (Dosen / guru yang ahli dalam bidangnya).
 Subjek belajar berperan aktif dan baik.


c. Persoalan keluar (Output)
Adanya perilaku baru dalam bentuk kemampuan sebagai hasil perubahan perilaku yang sehat dari sasaran didik.
(Notoadmojo, Soekidjo. 2007 : 209)

6. Tahap-Tahap Pendidikan Kesehatan

a. Tahap Sensitisasi
Tahap ini dilakukan guna memberikan informasi dan kesadaran pada masyarakat terhadap adanya hal-hal penting berkaitan dengan kesehatan. Bentuk kegiatan adalah siaran radio berupa radio, spot, poster, selebaran atau lainnya.
b. Tahap Publisitas
Tahap ini merupakan lanjutan dari tahap pertama. Bentuk kegiatannya adalah press realese dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan untuk menjelaskan lebih lanjut jenis / macam pelayanan kesehatan apa saja yang diberikan pada system fasilitas pelayanan kesehatan.
c. Tahap Edukasi
Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan, merubah sikap serta mengarahkan kepada perilaku yang diinginkan oleh kegiatan tersebut.
d. Tahap Motivasi
Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap edukasi perorangan / masyarakat setelah mengikuti pendidikan kesehatan, benar-benar merubah perilakunya sehari-hari sesuai dengan perilaku yang dianjurkan oleh pendidikan kesehatan pada tahap ini.
(Machfoedz I & Suryan E, 2000 : 12)


DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2001. “Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol.1”. Jakarta : EGC.
Machfoedz, I & Suryan, Eko. 2008. “Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan”. Yogyakarta : Fitramaya.
Mubarak, Wahid Iqbal, dkk. 2007. “Promosi Kesehatan”. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Notoatmojo, Soekidjo. 2007. “Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni”. Jakarta : Rineka Cipta.
http://wikipedia.org/wiki/health.education.